SERBA SEPUH - Raden Saleh dilahirkan pada tahun 1807. Raden Saleh dilahirkan di lingkungan bangsawan Jawa. Pada masa itu, para bangsawan...

Koempoelan Loekisan Raden Saleh

SERBA SEPUH - Raden Saleh dilahirkan pada tahun 1807. Raden Saleh dilahirkan di lingkungan bangsawan Jawa. Pada masa itu, para bangsawan Jawa sang at dekat dengan pemerintah Belanda. Usia 10 tahun, ia sudah bergaul dengan orang Belanda. Alasannya, sang paman yang menjadi Bupati Semarang dekat dengan pejabat Belanda.

Kedekatan Raden Saleh dengan Belanda me nimbul kan kecurigaan. Pelukis misterius ini lebih banyak bergaul dengan kalangan dari bangsa Belanda. Akan tetapi, sebenarnya jiwa dan kebangsaan Raden Saleh tidaklah perlu diragukan. Salah satu wujud kebangsaannya adalah dalam cara berpakaian. Pelukis ini selalu mengenakan busana tradisional adat Jawa, lengkap dengan blangkonnya. Melalui lukisannya, Raden Saleh mengkritik dan mengecam ke sewenang-wenangan Belanda. Salah satunya, beliau mengecam pemerintah Belanda melalui lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro”.

Raden Saleh membuat lukisan itu untuk “meluruskan” sejarah. Raden Saleh meng anggap Pienerman telah salah melukiskan peristiwa dan kejadian menyerahnya Diponegoro. Pienerman adalah seorang pelukis Belanda. Dalam lukisan yang dibuatnya, raut muka Pangeran Diponegoro terlihat letih. Selain itu, terlihat dua tangannya terbentang sebagai tanda menyerah. Di belakang Pangeran Diponegoro, Jenderal de Kock digambarkan berkacak pinggang. Raden Saleh mengecam hasil lukisan tersebut. Ia kemudian membuat lukisan lain. Dalam lukisannya itu, digambarkan Pangeran Diponegoro beserta pengikutnya tidak membawa senjata. Alasannya, peristiwa itu terjadi pada Bulan Ramadhan. Pangeran Diponegoro datang menemui Jenderal de Kock dengan maksud baik. Oleh sebab itu, ia tidak membawa senjata.

Dia memang tidak berniat perang. Akan tetapi, Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda. Dalam lukisannya, Raden Saleh menggambarkan raut wajah Pangeran Dipenogoro tidak terlihat letih. Raut wajahnya merah dengan tangan kiri menggenggam sebuah tasbih, bukan menyerah.


Berikut adalah karya-kayanya yang saya rangkum dari berbagai sumber :


















0 Comments: